
Jakarta, Findonews.com – Hendri Saparini, Ekonom sekaligus Direktur Center of Reform on Economics (CORE) menyarankan agar pemerintah dapat memperkuat fundamental ekonomi.
Secara tidak langsung pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang tembus pada level Rp 15.400 berdampak pada perekonomian nasional. Pihak CORE mengapresiasi langkah pemerintah dalam melakukan stabilitas ekonomi, namun Jokowi masih perlu mensinergikan tim ekonominya agar dapat menjalin koordinasi yang jelas.
“Jangan sampai terjadi kebijakan ekonomi yang tidak perpihak kepada masyarakat,” kata Hendri.
Ia juga berharap agar pemerintah dapat segera memulihkan stabilitas ekonomi yang akan membuat Indonesia mampu bersaing di pasar global. Pemerintah tidak bisa mengatakan persoalan rupiah hanya berkutat dengan alasan dampak krisis global terkait perang dagang Amerika dan Cina, sedangkan beberapa negara yang juga terkena dampak krisis faktor eksternal tersebut saat ini sudah mulai bangkit kembali.
“Seperti India, Vietnam, Thailand dan beberapa negara lain. Dan mereka bisa memanfaatkan krisis ini sehingga pertumbuhan ekonominya naik diatas enam persen. Dan Indonesia semestinya harus melakukan hal itu,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan jika pendapatan negara salah satunya berasal dari ekspor yang sayangnya 65% ekspor Indonesia dari barang mentah.
“Sehingga yang menentukan pasar global. Padahal, kalau ekspornya sudah dalam bentuk barang jadi, kita bisa menjual barang dengan menyesuaikan dengan nilai produksi,” ujarnya.
Pihaknya juga mengapresiasi dan mendukung langkah pemerintah pada kesempatan itu membatalkan kebijakan menaikkan harga BBM. Menurutnya langkah tersebut sudah tepat karena disaat bersamaan memasuki tahun politik yang dinilai bakal memicu kegaduhan jelang Pemilu. Selain itu, dampak yang sangat dirasakan adalah dapat menurunkan daya beli masyarakat.