
JAKARTA – Dua politisi Fahri Hamzah dan Fadli Zon yang kerap disebut ‘Duo F’ kali ini berbeda pandangan tentang rencana penamaan jalan Mustafa Kemal Attaturk di Kawasan Menteng, Jakarta. Fadli Zon melalui cuitannya mengusulkan Jalan Muhammad Al Fatih di Jakarta dinilai lebih diterima daripada Mustafa Kemal Ataturk. Fadli bahkan melalukan polling di akun twitternya. Hasilnya 96 persen pengikutnya di Twitter memilih Muhammad Al Fatih.
Artikel terkait: Kemal Attaturk di Mata Erdogan: Republik Turki adalah Karya Terhebatnya
Sebagai balasan nama jalan bagi tokoh Indonesia di Turki, maka akan ada nama jalan tokoh Turki di Jakarta. Pilih nama jalan apa?
— FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) October 19, 2021
Sementara Fahri Hamzah berargumen bahwa Indonesia tidak berhak menentukan nama jalan tersebut. “Nama jalan, sama dengan konsep sister city itu resiprokal (ada di sini – ada di sana) lalu disepakati, lalu teken bareng. Bukan maunya kita sepihak. Jadi jangan sepihak. (Lagi ngomong gini tiba-tiba ada yang bilang wah pro-Attaturk, dulu anti-sekuler, dia berubah),” cuit Fahri Hamzah.
Nama jalan, sama dengan konsep sister city itu resiprokal (ada di sini – ada di sana) lalu disepakati, lalu teken bareng. Bukan maunya kita sepihak. Jadi jangan sepihak. (Lagi ngomong gini tiba2 ada yg bilang wah pro attaturk, dulu anti sekuler, dia berubah). 😁 #JakaSembung
— #FahriHamzah2021 (@Fahrihamzah) October 21, 2021
Fahri bahkan menyentil Fadli Zon bahwa Soekarno dan Al-Fatih tidak berimbang. “Bro, bener ini Alfatih mau disejejerin sama Soekarno? Tukerannya ‘kan itu? Kalau ane lihat nggak pas, Bro,” kata Fahri Hamzah. Attaturk, bagi negara Turki adalah bapak Turki modern yang berbentuk republik. Sementara bagi kaum Islamis, label ‘bapak sekularisme Turki’ lebih menempel kepada Attaturk.
Baca juga: Saat-Saat Kematian Mustafa Kemal Attaturk, Konon Jasadnya Tak Diterima Bumi
Sebelumnya, Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal menjelaskan duduk perkara nama jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, akan diubah menjadi Mustafa Kemal Attaturk. Menurut Iqbal, pemerintah Indonesia meminta agar nama jalan di depan KBRI Ankara, Turki diganti menjadi Ahmet Soekarno, menggantikan nama Belanda, yakni Holanda Cadesi.
Pemerintah Turki kemudian merestui permintaan itu. “Sebagai simbol kedekatan kedua bangsa yang sudah dimulai sejak abad ke-15, Pemerintah Turki setuju memenuhi permintaan Indonesia,” kata Iqbal, Senin (18/10). Iqbal menyebut perubahan nama jalan di Turki harus diganti dengan pemberian nama jalan Bapak Bangsa Turki di Jakarta.
Lihat juga: Presiden Erdogan dan Elon Musk Bahas Kerjasama Strategis Luar Angkasa
Fahri Hamzah dan Fadli Zon hampir selalu satu suara dalam hal kritik kepada pemerintah, sejak mereka masih sama-sama menjadi Wakil Ketua DPR RI periode 2014 – 2019. Saat ini, Fadli Zon yang menjabat Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI sementara Fahri Hamzah memilih membesarkan partai politik barunya yaitu Partai Gelora Indonesia.(e*)